Gangguan Perkembangan Emosional Anak

Gangguan Perkembangan Emosional Anak

Gangguan perkembangan emosional anak juga dapat terjadi kapan dan di manapun anak berada. pengaruh dari interaksi luar maupun adanya tekanan dari dalam menjadikan anak terganggu dalam proses perkembangan emosionalnya.

kecemasan

Gangguan perkembangan dapat berupa gangguan kecemasan dimulai pada masa kanak-kanak. Kecemasan tersebut dapat berupa gangguan keinginan terpisah dan ketakutan (phobia) sekolah. Keinginan terpisah dari orang yang terdekat disebabkan berbagai hal yang berbeda-beda. Akibat gangguan pada anak mengalami sakit kepala, sakit perut, dan sebagainya. Akan tetapi kondisi semacam ini sangat berbeda di antara anak-anak yang berusia satu atau dua tahun yang mengalami gangguan keinginan terpisah.

baca juga:Dampak Jangka Panjang Keterlantaran Emosional

Anak-anak yang menderita gangguan kecemasan semacam ini sering kali tidak mau berteman; dengan kata lain dia suka menyendiri dan selalu peduli terhadap penyakitnya, misalnya sakit kepala, sakit perut. Kondisi semacam ini dapat mempengaruhi anak laki-laki maupun perempuan semenjak kanakkanak bahkan sampai dewasa usia mahasiswa.

Takut sekolah

Suatu ketakutan yang tidak realistik adalah apabila seorang anak tidak mau sekolah, mungkin kondisi semacam ini juga merupakan keinginan terpisah. Ketakutan terhadap guru yang keras (galak) atau mendapat tugas yang berat di sekolah. Ketakutan anak tersebut adalah wajar, hal ini bukannya disebabkan oleh anak melainkan lingkungan yang tidak kondusif, oleh karena itu suasana sekolah perlu diubah. Berkaitan dengan masalah tersebut, apa yang dapat kita lakukan?

Dijaga jangan sampai anak tersebut suka membolos/meninggalkan kelas. Orang tua mereka tahu bahwa anak-anaknya tidak hadir di sekolah. Namun anak-anak tersebut dapat memperoleh nilai rata-rata, bahkan lebih tinggi daripada temannya, memiliki intelegensi melebihi rata-rata dan merupakan anak yang baik. Usianya antara 5 sampai 15 tahun dan dapat terjadi baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Sekalipun mereka datang dari berbagai keluarga dengan latar belakang yang berbeda, namun orang tuanya cenderung profesional.

Orang tua mereka justru lebih menyukai/mencintai mereka dan bukannya suka menekan anak-anaknya; gangguan keinginan tersebut disebabkan oleh perilaku anak itu sendiri. Unsur yang paling penting dalam memperlakukan anak yang takut (phobia) pada sekolah dapat dimulai sejak dini dan dilakukan secara terus menerus. Apabila perlakuan semacam ini dilakukan secara teratur dan dibimbing dengan baik. Maka pada saat kembali ke sekolah anak tersebut tidak akan mengalami kesukaran apapun. Berbagai penelitian yang dilakukan beberapa waktu belakangan ini hasilnya kurang jelas. Sekalipun dapat menentukan bahwa perlakuan yang baik dapat menolong anak menyesuaikan diri pada lingkungannya.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *